Header Ads

Apel Merah, Apel Hijau dan Apel Kuning


Oleh Ahmad Indra Gunawan, S.E. Bekasi, 07 Januari 2012
Divisi Motivation Training TAZKA 
Priiiiiit. Seorang pemilik perkebunan apel yang luas meniup peluit. Tanda panen raya datang. Apel-apel yang sudah matang kaget dan jatuh dari tangkainya. "Semua apel yang matang, silahkan berkumpul ke lapangan." Kata sang pemilik perkebunan. Dengan cepat mereka menggelinding menuju lapangan. "Berkumpul sesuai dengan warna" teriak tegas sang pemilik perkebunan. Kurang dari satu menit, didepan sang pemilik terbentuk tiga tumpukan apel. Tumpukan yang pertama berwarna merah, tumpukan kedua berwarna hijau dan tumpukan ketiga berwarna kuning. Dari tumpukan apel kuning terdengar bisik-bisik

" Mau dijual ya kita ini", kata apel pertama.
" Ya iya lah, masa mau dibuang" jawab apel kedua
"Semoga kita tidak disuruh mengangkut truk" cemas apel ketiga.
Semua apel kuning tertawa "hahaha"
"Yang ada kita itu diangkut truk" kata apel kuning yang keempat.

"Perhatian-perhatian" Suara pemilik membuat semua apel terdiam. Pemilik berkata bahwa hari ini adalah hari penjualan apel. Penjualan kali ini tidak seperti biasanya. Sebelum di dijual, apel-apel akan menjalani tes kualitas. Yang mempunyai kualitas bagus akan di jual dengan harga mahal. Pemilik bertanya kepada perwakilan setiap warna tentang kehebatan masing-masing.



"Saya rasanya manis dan daging buah empuk" jawab perwakilan apel merah.

" Saya rasanya asam banyak mengandung vitamin c, dan daging buah tidak terlalu keras tidak terlalu empuk. Pas banget" jawab perwakilan apel hijau.
"Saya rasanya manis banyak mengandung vitamin c, dan daging buah tidak terlalu keras tidak terlalu empuk. Pas untuk ukuran apel" jawab perwakilan kuning.
Mendengar jawaban masing-masing apel. Pemilik tersenyum. Sungguh apel-apel yang luar biasa. Mereka mempunyai pangsa pasar yang berbeda-beda. Apalgi apel yang warna kuning, sempurna.

Pemilik rupanya tidak langsung percaya terhadap jawaban apel-apel tersebut. Oleh karena itu, pemilik akan menguji kualitas dengan caranya sendiri.
"Oke apel-apel. jawaban kalian memang luar biasa, tapi saya akan menguji kalian" jelas pemilik. Pemilik menjelaskan bahwa uji kualitas itu dengan cara :
1. Mereka memilih perwakilan yang terbaik dari masing-masing.
2. Apel yang terpilih akan dilempar kedalam sungai yang mengalir.
3. Diujung sungai sudah disiapkan tiga orang yang sangat menyukai apel dan mereka semua dalam keadaan laper.
4. Masing-masing dari orang itu akan mengambil satu apel dan memakannya.
5. Pemilik akan bertanya kepada ketiga orang itu mengenai kualitas apel.
6. Yang mendapatkan jawaban yang memuaskan itulah  pemenangnya.

"Sekarang uji kualiatas akan segera dimulai. Pilih salah satu perwakilan untuk mewakili uji kualiatas ini" jelas pemilik.
"Oke" jawab apel serempak. Tak lama kemudian sudah ada tiga apel pilihan. Merah, Hijau dan kuning.
Pemilik langsung mengambil ketiga apel tersebut dan menghanyutkan ke sungai. Semua apel tegang mereka berdoa agar perwakilannya berhasil menjadi pemenang. Apel pun hanyut dan diujung sungai, orang kelaparan siap mengambilnya. Dari kejauhan terlihat orang kelaparan itu mengambil dan mendekatkan kemulutnya.

Apel-apel semakin tegang. Ketiga orang kelaparan mendekati lapangan dan siap memberi jawaban.
"Apel-apel, kini saatnya penjurian". teriak pemilik.
Pemilik bertanya kepada orang kelaparan tentang kualitas apel yang telah dimakannya.

"Bagaimana kualitas apel merah" kata Pemilik
Yang memakan apel merah menjawab"Apel merah rasanya sangat manis, dagingnya empuk. Pokoknya mak nyus." Tumpukan apel merah bertepuk tangan.

"Bagaimana kualitas apel hijau" kata Pemilik
Yang memakan apel hijau menjawab "Apel Hijau dagingnya pas banget, rasanya asem tapi segar. Top markotop." Tumpukan apel hijau pun bertepuk tangan.

"Bagaimana kualitas apel kuning" kata pemilik.
Yang memakan apel kuning terdiam dan tak menjawab.
"Kenapa kamu diam saja" Tegas pemilik.
"Gini pemilik, tadi aku ambil yang warna kuning. Baru kupegang kok dah lembek. Terus kucium. Baunya gak enak banget. jadi aku buang" jawab orang yang memakan apel kuning tak semangat.

Tumpukan apel kuning sedih dan kecewa.
"Kok bisa begitu" jawab pemilik gak percaya.
Yang memakan apel merah dan hijau membantu menjawab "Tadi yang dia ambil sebenarnya bukan apel, melainkan kotoran manusia." Tumpukan apel merah dan hijau pun tertawa puas.

Pemilik tetap berpikir bijaksana. Oh iya, kalau disungai kan banyak warna kuning yang hanyut. Jadi bisa saja orang kelaparan itu salah ambil. Berarti kalau kita jualan, produk yang kita jual harus berbeda dengan yang lain. Harus mempunyai keunggulan diatas pesaingnya.

Semoga yang membaca bisa mencari hikmahnya sendiri-sendiri. Ini hanya ceritaku saja. Karena aku yang punya cerita, terserah aku. Pokoknya terima saja ceritanya dan cari makna yang positive-positive saja ya. Oke,
Comments
0 Comments
Facebook Comments by comments
Diberdayakan oleh Blogger.