Header Ads

BAGAIMANA SUGESTIBILITAS DI PELAJARI



Sejak lahir hingga usia 2 sampai 3 tahun pada umumnya setiap anak bersifat fisikelis subjektible. Hal ini terlihat pada anak usia tersebut biasanya mengenali lingkungannya dengan cara menggunakan seluruh aktifitas fisiknya untuk berinteraksi di antaranya adalah menyentuh, memegang, menarik, menggapai dan lainnya demi memuaskan ke ingin tahuan mereka. Anak usia 2 – 3 tahun anak telah menguasai bahasa untuk komunikasi verbal. Anak mempelajari dunia di sekitarnya bukan hanya memalui fisik tetapi juga melalui kata – kata atau bahasa. Orang tua, pembantu atau siapapun yang mengasuh anak tersebut akan mempengaruhi pola sugestibilitas anak.

Apabila seorang ibu bersikap dalam ucapan, ungkapan dan berbuat atau bertindak maka akan mempengaruhi fisikelis subjektible. Apalagi jika seorang ibu sering mengelus, memeluk dan memberikan kasih saying. Namun sebaliknya jika seorang ibu tidak konsisten dalam bertindak kepada anak, maka anak akan bingung untuk mencari makna yang sesungguhnya dari tindakan ibu tersebut. Hal ini akan mengakibatkan anak memiliki emosionali subjektible. Contohnya adalah ketika seorang ibu memiliki 2 orang anak, kemudian kakanya mengganggu adiknya hingga menangis, lalu ibu mengatakan kepada kakaknya“ bagus..pintar, teruskan saja mengganggu adikmu “ ( dengan wajah yang tidak senang/marah ).  Pada saat itu sang kakak belum mengerti makna yang di sampaikan oleh ibu, maka sang kakak malah semakin mengganggu adiknya, karena ia merasa di suruh dan di dukung ibunya. Lalu bagaimana jika sang kakak semakin gemas mengganggu adiknya, kemudian ibu semakin marah dan menghukumnya. Kalau pola komunikasi ini terus terjadi, maka sang kakak harus mencari makna yang sesungguhny dari perkataan si ibu.

Selain itu kecenderungan akan di miliki oleh sang anak jika orang tua melakukannya over proteksi, yaitu dengan selalu memberikan hukuman atau di pukul yang menurut anak yang dilakukannya adalah bukan kesalahannya. Kemudian setelah itu anak tersebut di tinggalkan begitu saja oleh orang tuanya, akibatnya adalah setelah dewasa ia di hypnotherapy dia akan menganalisis setiap perkataan sang terapis, hingga akhirnya akan sulit masuk ke kondisi trans. Maka dari itu perlu adanya sikap moderat dalam pola pendidikan anak antara fisikelis subjektible dengan emosional subjektible. Maka jika seorang fisikle subjektible mengatakan “ saya kurang percaya diri berada di depan umum “ maka cara memberi terapinya adalah dengan memberikan motivasi secara langsung dengan mengatakan bahwa  “ anda memiliki rasa percaya diri di depan umum karena perasaan ini akan memberikan rasa nyaman kepada anda “ atau “ anda akan merasa nyaman berbicara di depan umum, karena akan membuat anda semakin sukses “ . Lalu bagaimana orang yang memiliki emosional subjektible yang lebih mengandalkan perasaannya, maka cukup memberikan terapy pada orang tersebut dengan menyuruhnya membayangkan dan sugestikan bahwa dirinya mampu tampil di depan umum, katakan kepadanya bahwa ia bisa melakukannya dengan rasa nyaman demi kesuksesannya “

Di bawah ini beberapa masalah yang di derita oleh tipe orang yang memiiki fisikelis subjektible adalah :

  1. Takut ketinggian
  2.  Takut jatuh
  3.  Takut terbang
  4.  Takut gelap
  5.  Takut hujan
  6.  Tidak percaya diri


Di bawah ini beberapa masalah yang di derita oleh tipe orang yang memiiki fisikelis subjektible adalah :
1.       Depresi
2.       Cemas
3.       Takut penyakit
4.       Takut mati
5.       lesbian

Salam Sukses LPT TAZKA
Comments
0 Comments
Facebook Comments by comments
Diberdayakan oleh Blogger.