Mengajar dengan Menembus Critical Area (Hypnosis)
Sebenarnya,
mengajar mata pelajaran tertentu memberikan informasi ke pikiran bawah
sadar seseorang untuk memahami sebuah nilai dan pemahaman baru. Hal itu
akan menambah pemahaman yang telah ada atau mengganti pemahaman yang
belum sempurna.
Terkadang, sebuah informasi sulit
dipahami oleh pikiran seseorang disebabkan adanya pikiran-pikiran lain
yang mengganggu pada saat proses penyerapan sebuah informasi ke pikiran
bawah sadar seseorang. Dalam hal ini, pikiran bawah sadar menyimpan
berbagai macam memori jangka panjang manusia, baik seluruh informasi
yang berasal dari pengalaman empiris (pengalaman yang dirasakan secara
langsung) maupun informasi yang berasal dari pengalaman induktif
(pengalaman yang diperoleh dari ucapan, tulisan, maupun tayangan yang
diperoleh dari sumber-sumber di luar diri).
Informasi yang masuk melalui pancaindra
tidak langsung diserap oleh pikiran bawah sadar seseorang. Proses ini
membutuhkan daya analisis dari pikiran sadar yang telah membentuk
crirical area atau wilayah kritis yang bertujuan menyaring seluruh
informasi yang masuk dari berbagai sumber.
Hal itu terjadi karena pikiran bawah
sadar seseorang bersifat netral dan sugestif. Oleh karena itu, sangatlah
logis jika untuk menuju ke pikiran bawah sadar yang menyimpan memori
jangka panjang manusia, informasi harus disekat oleh sebuah dinding
penyekat yang biasa disebut dengan critical area (CA) atau reticular
activating system (RAS). CA atau RAS merupakan tempat penampungan
sementara sebelum informasi benar-benar terkirim ke pikiran bawah sadar
seseorang.
Critical area diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai filter informasi untuk menyeleksi hal-hal yang
membahayakan dan bertentangan dengan diri kita. Critical area sering
dibutuhkan sebagai benteng/pelindung, misalnya untuk mengantisipasi
seseorang terhadap penipuan dan semacamnya. Namun, terkadang, critical
area juga menyeleksi seluruh hal yang tidak diinginkan oleh diri
seseorang. Hal itu termasuk memberi anggapan bahwa matematika itu susah,
matematika itu membosankan, saya benci matematika, dan sebagainya.
Untuk mengatasi critical area yang
terlalu aktif pada diri seseorang, hypnosis merupakan cara untuk
menonaktifkan dan mengistirahatkan critical area seseorang. Dengan
demikian, informasi yang dibutuhkan pada pikiran seseorang bisa terserap
dengan mudah dan tersimpan di pikiran bawah sadar seseorang.
Rahasia Menembus CA dengan Teknik Hypnosis dalam Proses Belajar Mengajar
Teknik terbaik dan tercepat menembus CA
adalah dengan menggunakan hypnosis. Untuk memudahkahkan Anda memahami
rahasia menembus CA, Anda perlu memahami kinerja dari konsep hypnosis
terlebih dahulu.
Sebenarnya, menimum, ada empat “kata
kunci” dalam hypnosis. Setelah Anda memahami keempat kata kunci
tersebut, Anda akan memahami dengan mudah bagaimana mengajar setiap mata
pelajaran kepada murid sehingga dapat langsung menembus pikiran bawah
sadar murid.
Namun, ingat, teknik ini bukanlah
bersifat magis, mistis, atau menggunakan unsur-unsur roh tertentu.
Namun, teknik hyonosis merupakan teknik komunikasi persuasif dan
menekankan pada pemilihan pola bahasa, baik si pemberi informasi maupun
penerima informasi.
a. RELAXATION
Setiap proses belajar
mengajar sebaiknya dimulai dengan kesan pertama yang menyenangkan.
Suasana yang relaks, menyenangkan, dan menyegarkan membuat CA juga
beristirahat. Dengan demikian, informasi bisa masuk dengan mudah ke
pikiran bawah sadar seseorang.
Untuk menuju ke kondisi relaksasi murid, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Suasana Kelas
Kondisi lingkungan sekitar hendaknya
mendukung suasana belajar-mengajar Anda dan siswa, sekaligus membuat
siswa menjadi relaks. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- Apakah ruangan kelas dalam keadaan bersih atau kotor?
- Bagaimana suasana bangku dan tempat duduk, apakah sudah tertata rapi atau berantakan?
- Apakah ruangan kelas kering atau lembab?
- Apakah ada plafon yang bocor atau meneteskan air?
- Apakah ruangan terlalu panas atau terlalu dingin?
- Bagaimana penerangan di dalam kelas, apakah cukup terang atau gelap?
- Bagaimana kondisi di dalam kelas, apakah terlalu sunyi atau gaduh karena terlalu dekat dengan sumber keramaian, dsb.
2. Penampilan Pengajar
Penampilan pengajar mewakili sikap,
kepercayaan diri, nilai, karakter, dan kepribadiannya. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menjaga penampilan mengajar seseorang
guru. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- Apakah warna pakaian yang Anda kenakan terlalu mencolok ataukah sudah kusam?
- Apakah ada kancing yang terlepas? Risleting yang belum ditutup? Apakah kemeja yang Anda masukkan sudah rapi atau belum?
- Apakah bau badan Anda terlalu menyengat? Apakah bau perfum yang Anda kenakan terlalu menyengat?
- Apakah wajah Anda terlalu berminyak?
- Apakah bagian mata Anda tampak kuyu atau mengantuk?
- Apakah rambut Anda sudah tidak rapi lagi?
- Bagaimana dengan kondisi kumis, jenggot, brewok Anda?
Ingat penampilan seorang guru memegang
peranan dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian, sesaat sebelum
mengajar, sebaiknya persiapkan diri Anda. Anda bisa bercermin terlebih
dahulu, pastikan semuanya dalam keadaan baik.
3. Kalimat Pembuka
Gunakan dan memilih sebuah kalimat pembuka yang bisa menenangkan murid, bukan memberikan sebuah ketegangan kepada murid.
b. MIND FOCUS & ALPHA STATE
Sebenarnya, pikiran fokus bukan sekedar
memperhatikan dan mendengar apa yang sedang murid pelajari. Dalam hal
ini, diperlukan juga strategi jitu memindahkan gelombang pikiran
seseorang dari level pikiran beta menuju ke level pikiran alpha.
1. Pikiran Beta
Gelombang pikiran beta berada pada
frekuensi 14-30 Hz. Pada kondisi ini, seorang mampu melakukan aktivitas
dan penggunaan pikiran lebih dari satu fokus. Bagaimana jika dalam
proses belajar-mengajar gelombang pikiran masih berada dalam level beta?
Hal yang terjadi adalah saat belajar, seorang murid masih terbayang
bagaimana asyiknya bermain bersama teman-temannya, perasaan mencekam
karena masih ada pekerjaan rumah (PR) pelajaran lain yang belum selesai
dikerjakan,d an sebagainya.
2. Pikiran Alpha
Gelombang pikiran alpha berada pada
frekuensi 8-13,9 Hz. Pada kondisi ini, seseorang benar-benar dalam
kondisi relaks dan fokus. Kondisi inilah yang dimaksud dengan kondisi
hipnosis, yaitu saat seseorang mudah menyerap informasi secara maksimal
tanpa adanya pikiran-pikiran lain yang mengganggu.
3. Pikiran Theta
Gelombang pikiran Theta berada pada
frekuensi 4-7,9 Hz. Pada kondisi ini, seseorang telah berada dalam
kondisi setengah tidur atau sering disebut kondisi meditatif. Dalam
kondisi ini ide-ide kreatif muncul dan jika kita tidak mengendalikan
diri, kita bisa langsung memasuki kondisi tidur pulas. Pikiran theta
bukan merupakan kondisi hipnosis yang diperuntukkan dalam proses
belajar-mengajar di kelas.
4. Pikiran Delta
Gelombang pikiran delta berada pada
frekuensi 0,1 -3,9 Hz. Pada kondisi ini, seseorang dikatakan dalam
keadaan tidur pulas atau dengan kata lain, kita memasuki area tidak
sadarkan diri.
Hypnosis in teaching bekerja pada leverl
pikiran apha. Dalam level ini, kita mengkondisikan seseorang agar masuk
dalam hypnosis state (kondisi hipnosis). Dengan demikian, diharapkan
setiap informasi bisa dengan mudah masuk ke dalam memori jangka panjang
murid tanpa adanya distorsi dari pikiran-pikiran lain yang membebaninya.
Seorang guru sangat berperan dalam
membuat murid-murid bisa memasuki gelombang pikir alpha. Berikut ini
beberapa hal penting yang perlu dilakukan.
1. Mendapatkan Perhatian
Sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan, seorang guru bisa memulainya dengan berdoa,
bernyanyi bersama-sama, atau kegiatan lain yang dapat menyenangkan
siswa. Tujuannya adalah agar pikiran bawah sadar murid tertarik dengan
mata pelajaran yang akan disampaikan.
2. Membangun Tema
Tentukan sebauh tema
yang menarik dalam setiap proses pembelajaran. Sebagai contoh, dalam
pelajaran biologi pada submateri anatomi tubuh, tema bisa memancing
pikiran bawah sadar adalah “serangan jantung mengakibatkan kematian”.
Tema ini merupakan pancinngan kepada pikiran bawah sadar murid untuk
memasuki gelombang pikir alpha-nya masing-masing.
3. Menampilkan Struktur dan Peraturan
Saat murid mempelajari
sesuatu, berikan peta pembelajaran secara general, kemudian secara
detail. Namun, hindari kalimat-kalimat yang bisa memberatkan
pembelajaran murid. Peraturan perlu diterapkan agar pikiran bawah sadar
murid mampu melingkupi apa yang seharusnya menjadi pusat perhatiannya.
Peraturan seperti tidak adanya telepon seluler yang berdering dan
semacamnya membuat pikiran bawah sadar seseorang menjadi lebih konsisten
dalam berfokus. Namun, ingat, bahwa setiap peraturan dibuat disertakan
dengan punishmen/hukuman yang setimpal ketika ponsel seorang guru
berbunyi disaat proses belajar mengajar.
4. Membangun Hubungan (Building Rapport)
Seorang guru yang terlalu ketras dan
“over dicipline” sering membuat kondisi murid tidak relaks. Itulah salah
satu hal yang membuat gelombang pikiran murid sulit memasuki kondisi
alpha. Teknik-teknik seperti breathing (menarik napas bersama-sama);
mirroring (menyamakan gerak tubuh dengan muridnya). Dan penggunaan
bahasa-bahasa persuasif yang bersifat mengajak membuat informasi yang
diberikan langsung ditangkap oleh pikiran bawah sadar seseorang. Teknik
membangun hubungan dijelaskan lebih lanjut pada materi tentang building
rapport.
c. KOMUNIKASI BAWAH SADAR
Komunikasi terkadang
kurang efektif dan efisien. Hal itu disebabkan tidak adanya komunikasi
bawah sadar yang mendukung tejadinya “two way communication,
heart-to-heart” atau “komunikasi dua arah dari hati ke hati”. Berikut
ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam berkomunikasi agar
terjalin sebuah komunikasi bawah sadar antara Anda dan penerima
informasi.
1. Informasikan Hal yang Ingin Anda Sampaikan
Sering kali, disebabkan sebuah rutinitas,
seorang guru sudah tidak lagi menjelaskan tujuan secara umum dan secara
khusus dalam setiap proses pembelajarannya. Itulah yang membuat CA
menjadi aktif untuk siap melakukan analisis dan kebingungan tentang
informasi apa yang akan ia terima dan apa manfaat yang akan dirasakan.
Oleh karena itu, setiap kali proses belajar mengajar dimulai, setiap
guru perlu menginformasikan sebuah outline tentang apa yang akan ia
ajarkan kepada murid.
2. Cara Penyampaian dan Cara Mengatakan Informas Tersebut
Kesalahan dalam berkomunikasi, seperti
ketidaksesuaian pola bahasa yang digunakan antara pemberi informasi dan
penerima informasi,merupakan hal yang perlu menjadi perhatian. Ingat,
pikiran bawah sadar seseorang hanya tertarik terhadap sebuah kesamaan.
3. Kondisi atau Situasi
Kondisi dan situasi yang kondusif serta
keberlangsungan merupakan kunci dari kesuksesan komunikasi pikiran bawah
sadar. Oleh karena itu, hindarilah hal-hal yang bisa menutup jalinan
komunikasi bawah sadar antara guru dan murid. Berikut ini contoh hal
yang perlu dihindari.
- Berbicara terlalu cepat/lambat.
- Berbicara monoton dan tidak menarik.
- Berbicara, tetapi tidak terdengar hingga ke bangku paling belakang.
- Menjelek-jelekkan murid.
- Merendahkan murid.
- Merasa guru lebih tahu segalanya.
- Kurang melakukan kontak mata.
- Kurang tegas dan bertele-tele.
- Mencatat apa yang telah ada di buku.
- Penggunaan tata bahasa yang tidak dimengerti/buruk.
- Humor dengan isi yang tidak sepantasnya (bernuansa porno).