MENJADI PEMIMPIN YANG MEMILIKI KETERAMPILAN EQ
Bersama Coach Helmy |
Ada apa dengan pemimpin sekarang?
Mari kita merefleksi diri,
seperti apakah kepemimpinan saat ini? Kenapa sebagian pemimpin dapat
mempertahankan kepemimpinannya sedangkan sebagian lain tak bisa?
Jawabannya pemimpin yang gagal
kurang punya Emotional Aptitude (keterampilan mengendalikan emosi) untuk
memahami diri sendiri dan orang lain.
Alasannya antara lain:
- Salah mengatur emosi (membiarkan rasa takut & tidak aman membatasi penghargaan terhadap potensi dan kebutuhan orang lain)
- Kurang empati pada orang lain (fokus hanya pada diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain)
- Lebih suka mendengarkan secara umum saja sehingga tidak menangkap hal-hal yang penting
- Meluangkan sedikit waktu u refleksi diri & menganggap perasaan atau emosi sbg kelemahan
- Kurang memiliki kejujuran dan integritas
- Membiarkan kekuasaan dan kesuksesan menguasai segalanya sehingga sulit u didekati
- Perspektif yang tidak semestinya khususnya seperti pelecehan dan pelanggaran hukum
- Mendiskreditkan orang dan tidak mampu melihat dan bersikap tepat
Kepemimpinan yang berpusat pada
diri sendiri merupakan masalahnya. Sehingga menimbulkan permasalahan: Organisasi
mengalami krisis, orang-orang menjadi kronis. Banyak karyawan yang mengikuti
seminar atau pelatihan menjadi bersemangat.
Resolusi yang ditempel bersama
nilai-nilai perusahaan ternyata tidak sesuai dengan hubungan kerja yang ada.
Emosi tak terkendali, kemarahan, ketidakpuasan, saling menjatuhkan menjadi
suasana yang mewarnai sehari-hari. Akibatnya semua orang menjadi putus asa.
Kondisi ini pun terbawa ke rumah, di jalan, saat menyetir, apakah Anda tidak
melihat hal ini sebagai masalah? Inilah
tantangan kepemimpinan kita.
Mungkin kita bukan pemimpin di
perusahaan..mgkn bukan pemimpin pemerintahan atau lembaga. Tetapi setiap kita
adalah pemimpin..bisa atas keluarga, teman – teman yg mempercayai kita..
Mungkin belum saat ini tetapi
apakah harus menunggu semua terjadi atau lbh baik mempersiapkannya sejak kini?
Yess...Jadi bagaimana sekarang?
Pemimpin yang memiliki Keterampilan EQ ?
Dr. Daniel Goleman melalui riset
otaknya menyimpulkan bahwa IQ berperan 20% terhadap kesuksesan dan sisanya 80%
adalah EQ.
Keterampilan kepemimpinan EQ
artinya:
- Menyadari perasaan pribadi ketika bertindak
- Menyadari dan empati dengan perasaan orang lain
- Mengatur temperamen
- Tetap optimis ketika menghadapi rintangan
- Berinteraksi efektif dengan orang lain
Sedangkan penyebab Pemimpin tidak
efektif adalah:
- Pengalaman dan Latar Belakang, seringkali berpengaruh kuat. Seseorang dengan latar belakang hidup penuh perjuangan dan kegagalan akan menghasilkan seseorang menjadi kuat di satu sisi tetapi keras di sisi lain, sehingga mengaggap perasaan sebagai kelemahan. Akibatnya menjadi penuh intimidasi dan tidak memiliki rasa iba.
- Temperamen, Karakter, Kepribadian yang tidak terkendali baik menjadi masalah yang menyebabkan karyawan menarik diri dari pemimpin dan hanya menunggu kejatuhan sang pemimpin. Ketakutan karyawan bukanlah sumber kerja sama yang baik.
- Tidak mampu mengatur emosi diri dan orang lain.
Seringkali pemimpin memiliki
kognitif dan keterampilan yang baik, tetapi gagal memahami dinamika orang.
Penyebabnya antara lain:
- Kurang memahami diri
- Mengelak dari tanggung jawab
- Takut berubah
- Tidak ada kemauan untuk meningkatkan diri
- Kurang perhatian terhadap orang lain
- Kurang manajemen diri
Secara umum dapat dikatakan bahwa
Pemimpin seringkali punya persoalan karena:
- Pemimpin tidak melakukan sesuai ucapan
- Pemimpin gagal melibatkan karyawan/tim dalam rencananya
- Pemimpin tidak membuat manajemen berbagi rasa dalam mencari solusi
- Pemimpin gagal berkomunikasi dengan karyawan
- Pemimpin gagal membuat karyawan ambil bagian dalam sebuah solusi
- Pemimpin gagal dijadikan contoh dalam menangani masalah
Dari paparan E Patton, kita Harus
mematangkan diri, mulai dari self leadership, dikonsistenkan, lanjut meluaskan
Zona pengaruh secara proporsional... Di keluarga, di tempat kerja, di
masyarakat, dll. Banyak pemimpin yg hebat di mata banyak org...tp bagaimana di
lingkungan terdekat? Keluarga..teman2 terdekat?. Kita akan menuai apa yg kita
tabur jika kita tdk menjadi lelah dan lemah...atau berhenti. Sekeras apapun
batu jk trs menerus ditetesi air akan berlubang...bkn satu kali dan bukan dgn
paksaan atau air besar. Apalagi hati manusia...ditetesi trs dgn ketulusan,
penghargaan, kepercayaan dan perhatian pasti bisa luluh juga.
Semoga Bermanfaat
LPT TAZKA