Bagaimana Proses pembentukan Karakter dari Bayi Hingga Dewasa
Sharing
dan diskusi tazka educate Bersama Bunda Mutia ( Manager Tranformasi Pendidikan
)
Sebagai orang
tua kita memiliki tanggung jawab untuk
membentuk generasi penerus tidak hanya ada di pundak kita yg sekarang sdh
menjadi orangtua, justru pada calon orangtua. Konon katanya : “Orangtua
bermasalah cenderung anak yang bermasalah juga”
“Orangtua bermasalah cenderung menghasilkan
anak yang bermasalah juga”, betul kah itu??? coba amati keluarga kita
sendri, atau keluarga - keluarga di sekitar kita, kalau iya anggukan kepala
ajah ya..
Anda orangtua yg
bagaimana? Lihat anak anda bagaimana sekarang? ( buat yg sdh jadi orangtua),
atau yang masih belum nikah. Karena orangtua memiliki otoritas dalam mendidik,
membimibing dan mengarahkan anak. Kelak si anak mau menjadi apa, sangat
tergantung keinginan dari orang tua nya. Seperti sebuah kertas putih HVS. Orangtua mau melukis apa di
kertas putih tersebut. Gunung? Laut ? rumah? Tergantung orang tuanya.
Setiap kali ada anak
bermasalah, pasti memiliki hubungan sebab akibat dengan orang tuanya. Hampir
90% masalah yg dialami oleh anaknya, semua bersumber pada pola hubungan dengan
orang tuanya. Maka ketika sesi terapi dalam kegiatan Hypnoterapi, maka saya
selalu mneghadirkan orang tuanya. Jadi yang perlu diterapi bukan anaknya saja
melainkan orangtuanya juga. Dan ketika org tuanya berubah, pada saat itu,
masalah anak juga selesai.
“Orang tua adalah ‘role model’ bagi anak -
anaknya. Bahkan tidak jarang anak menduplikat segala yang ada pada orang
tuanya” So… apapun karakter dan sifat anak saat ini maupun yg akan datang
merupakan cerminan dari orang tuanya.
Jadi istilah “like
father like son” benar adanya.
Naaah… tanpa di
sadari orang tua akan bilang anaknya bermasalah, susah diatur, selalu
membantah, sibuk dengan urusannya sendiri, motivasi belajar rendah, dan sebagainya.
Membuat orang tua kewalahan dan stress.
Pertanyaannya,
apakah benar sumber masalahnya adalah anak?
Banyak org
tua menjawab YA
Apakah anda
pernah berpikir, bahwa anak anda tidak bermasalah?. Sikap dan perilaku anak
hanyalah respon dari sikap dan perilaku orang tuanya. Apa sih yg sering
dikatakan orang tua kepada anaknya?. Susah diatur, membangkang, manja, takut,
cemas, nakal, motivasi belajar rendah, dan lain - lain.
Nah
sekarang permasalahan orangtua ??
Sibuk, tidak
sabar, mengancam,berprasangka negative, membandingkan, empsional, menyalahkan,
cepat mengambil kesimpulan, dan lain – lain. So...... ?! Masalah anak adalah
masalah turunan dari masalah orang tua. Misalnya : Jika ortunya sibuk, anak
akan menjadi anak yg cuek. Jika orgtua nya emosional, dia akan menjadi anak yg
penakut dan tidak percaya diri. Saran saya Coba rubahlah cara berkomunikasi dan cara
pendekatan ke anak.
Kapan sih
pebentukan karakter di mulai, sehingga kita bisa melakukan komunikasi . Dimulai
saat berumur 3 bulan dalam kandungan. Jabang bayi seudah bisa bereaksi terhadap
respon internal maupun eksternal. Internal Jabang bayi sangat bereaksi terhadap emosi yg
dialami oleh ibunya. Baik emosi positif maupun emosi negative. Maka akan
mempengaruhi sifat2nya di kemudian hari. Makanya pesan buat calon super mom,
kalo sdh hamil jangan "baper" an ya…
Bayi juga bisa merasakan
respon dari eksternal, Jabang bayi sdh bisa merekam suara dari luar. Misalkan kalau
suara gaduh maka diperut akan berontak. Kalau didengarkan musik yg slow dan mendengarkan
ngaji maka dia akan bergerak, diajak bicarapun dia akan bergerak. Kalau begitu
berarti dia sdh bisa merespon. Jadi pembentukan karakter sudah dimulai sejak
berumur 3 bln dalam kandungan. Maka saat mengandung anda harus melakukan hal - hal
yang positif dan jaga emosi anda.
Kemudian pada
saat bayi Lahir pembentukan karakter mulai tumbuh & berkembang belajar dari
lingkungan terdekatnya. Dan lingkungan paling dekat adalah ayah dan ibunya. Dan
menyerap segala sesuatunya dari ayah dan ibunya, tanpa disaring baik dan
buruknya. Jadi ketika bayi baru lahir, pembentukan karakter itu dari orang
tuanya !
Bagaimana Pembentukan
Karakter dari Bayi hingga Anak??
Pada saat ini
mereka belum mengenal baik buruk, boleh atau tidak. Mereka melakukan
berdasarkan contoh yg dia dapatkan dari lingkungan terdekatnya. Naaahh... ini
dilakukan berulang - ulang dan terus menerus maka akan terbentuklah konsep diri
pada si anak tersebut. Konsep diri apa yg terbentuk?. Positif atau Negatif?,
apa yang orangtua harapkan positif atau negatif? tentunya positif kan?.
Ketika anak
belum bersekolah, konsep diri anak dibentuk oleh :
- Orang tua
- Kekuatan Emosi
- Pembiasaan (repetisi)
Ketika anak
mulai bersekolah maka konsep diri di bentuk oleh :
- Siapa orang yang dipandang memiliki otoritas akan mempunyai pengaruh yg sangat kuat pada konsep diri anak. Siapa menurut anak yang memiliki otoritas ?, yaitu Orang tua, guru, teman dan lingkungan terdekatnya saat itu
- Kekuatan Emosi, seberapa kuat emosi anak yang timbul pada saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tuanya. Misalkan, ketika anak memiliki masalah dengan nilai ujian yg jelek, apa yg diberikan oleh orgtuanya? Caci maki? Atau dukungan supaya kuat?. Itu semua menentukan kekuatan emosi
- Lingkungan / teman
- Repetisi, seberapa sering kejadian itu berulang, semakin terjadi pengulangan maka akan semakin kokoh konsep dirinya.
Naaahh... itulah
gambaran pembentukan karakter seorang anak. Maka ketika kita sudah mengetahui
prosesnya, apa yg harus kita lakukan, supaya generasi penerus kita memiliki
karakter yang positif dan kuat
Pengalaman saya
menerima klien, saya mendapatkan empat kategori tipe orangtua. Empat Tipe
orangtua yang banyak kita lihat di sekitar kita :
- They know what they want & they do what they want.
Tipe
orang tua yang sangat sangat ideal. Apa yg di jalankan sesuai dengan apa yg
diinginkan. Mereka memiliki konsep masa depan anaknya, sehingga mereka mendidik
dengan perencanaan dan pendekatan yg matang sehingga betul - betul mampu
mengoptimalkan potensi yg ada pada diri si anak.
Ciri – cirinya adalah :
a. Konsep diri sehat
b.
Mampu bekerjasama dg anak2.
Fleksibel. Tdk menggunakan kekuasaan.
c.
Mampu mengajar anaknya utk
berpikir sendiri dan memberikan ruang gerak. Trial & eror.
d.
Bersikap tenang ketika
anaknya marah
e.
Bersikap konsisten
f.
Terus belajar mengemangkan
diri. Jadi bisa mengatasi anak dalam keadaan apapun juga.
g.
Mengikuti perkembangan jaman. jadi bisa
mengimbangi mereka.
Anak yang
mempunyai orang tua seperti ini pasti menjadi manusia unggul dengan segala
potensi yang dimilikinya.
2. They know what they want & they don’t what they want
Ini tipe orang tua yg tahu konsep mendidik anak dan tahu potensi anak, tahu yang benar dan tahu yang salah. Namun tidak mampu melangkah seperti yang dia inginkan. Orangtua seperti ini memiliki komunikasi yg jelek dengan anaknya.
2. They know what they want & they don’t what they want
Ini tipe orang tua yg tahu konsep mendidik anak dan tahu potensi anak, tahu yang benar dan tahu yang salah. Namun tidak mampu melangkah seperti yang dia inginkan. Orangtua seperti ini memiliki komunikasi yg jelek dengan anaknya.
3. They don’t know what they
want & they just do
Tipe
orang tua seperti ini berbahaya bagi perkembangan anak. Mereka hanya melakukan
sesuatu tanpa tahu apa tujuannya dan latar belakangnya. Cuek pada masa depan
anak. Membiarkan anak tumbuh dan berkembang tanpa sebuah konsep dan tujuan yang
jelas.
Banyak orang tua
yang terjerumus pada tipe ini. Dan banyak kesalahan fatal yg dilakukan orangtua
pada tipe ini. Kesalahannya : memanjakan anak, memaksakan kegiatan terus
menerus
4. They don’t know what they want & they don’t do anything
Tipe
orangtua yang paling berbahaya, mereka menyadari sepenuhnya fungsi orang tua tetapi tidak
menganggap anaknya sebagai tanggung jawabnya. Kadang menganggap anak sebagai
beban dalam kehidupannya.
Itulah tipe
orangtua yg secara umum saya gambarkan. Tipe manakah kita? mau jadi orang tua seperti
tipe apakah kita nanti ketika menjadi orang tua?, tipe apakah orangtua kita?.Silahkan
pilih sendiri dan rasakan...
Agung Nursidik, S.Pd, CH, CHt, CMH, C.NLP
Direktur tazkaeducate
Direktur tazkaeducate
Training-Edukasi-Inspirasi
Dobrak Mental Blockmu, Lejitkan Potensimu