Header Ads

CARA DAN STRATEGI MEMBENTUK ANAK JUARA



Tarnformasi Pendidikan

Menurut anda, JUARA yg seperti apa yg diharapkan dari anak?. Anak juara di sekolah belum tentu menjadi juara di Kehidupan. Demikian juga sebaliknya. Tetapi idealnya adalah dua-duanya, juara di sekolah dan juara di kehidupan. Di era globalisasi ini membuat persaigan hidup semakin meningkat. Orangtua berlomba - lomba membekali anak dengan bekal yang terbaik bagi anaknya, yaitu : PENDIDIKAN.

Asumsi orang tua adalah semakin tinggi level pendidikan formal, semakin terjamin masa depan anaknya. Apa benar demikian?. Untuk menjawab ini kita perlu fakta di sekitar kita.
 
  1. Berapa jumlah sarjana yg nganggur
  2.  Berapa jumlah lulusan luar negri yang pulang ke Indonesia, tidak bisa bekerja dengan baik atau tidak berhasil? 
  3. Berapa banyak lulisan cum laude tapi prestasinya biasa - biasa saja?
Namun ada orang yang perstasi akademiknya biasa - biasa saja namun prestasi hidupnya luar biasa!. Lalu, apa sebenarnya yang menentukan kesuksesan seorang anak?
Penelitian – penelitian  berikut menunjukkan apa yang membuat seorang anak sukses di kehidupan?. Penelitian Genetic Study of Genius yang dilakukan oleh Prof. Lewis Terman (1877-1956) dari Stanford University  terhadap para genius. mereka dg IQ antara 140 – 200, menemukan bahwa pendidikan formal dan IQ tinggi bukan faktor dominan yang menentukan kebehasilan hidup seseorang.  Dari hasil Terman disimpulkan bahwa keberhasilan hidup  seseorang bergantung pada kualitas KONSEP DIRI para pelajar yang dibentuk oleh keluarga dan lingkungannya.

Hal ini diperkuat dengan hasil riset Thomas Stanley, Ph,D. terhadap 1.001 responden, 733 diantaranya jutawan dengan kekayaan di atas USD 1 juta. Dia berhasil menemukan 100 karakter yang mendasari keberhasiln para jutawan di Amerika. Temuannya ditulis dalam buku THE MILLIONAIRE MIND (2001). dari 100 karakter, 10 karakter pertama yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan para jutawan ini berhubungan dengan  KONSEP DIRI POSITIF.

Beberapa peneliti dan pakar pendidikan dan parenting, seperti : Montessori, Dobson,Seligman, Aldort, Axiline dan yang lainnya sepakat banhwa konsep diri positif adalah sangat penting untuk ditumbuhkan dan dikembangkan oleh anak karena merupakan pondasi yang paling penting untuk meraih keberhasilan anak di bidang apa saja dalam kehidupannya.

Kapan Konsep diri di tumbuhkan dan dikembangkan pada anak? 

  1. 3 bulan dalam kandungan ibu
  2.  0-5 tahun (Golden Age) : Saat paling efektif utk menumbuhkan konsep diri positif. Jika masa ini terlewati tanpa upaya maksimal, maka bisa diupayakan hingga umur 12 tahun.
  3.  5-12 tahun 
  4.   >12 tahun : Kepribadian anak sudah menetap. Namun bukan berarti tidak bisa diperbaiki. Bisa diperbaiki tetapi memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan terapis. konselor, dll.


Bagaimana cara menilai apakah Konsep Diri anak Negatif atau Positif?
• Konsep Diri Negatif, akan terlihat dengan perilaku : 

  1.  Mudah marah/tersinggung
  2.  Suka menunda pekerjaan 
  3. Harga diri rendah 
  4. Tidak disiplin
  5.  Sulit bergaul/bersosialisasi
  6.  Suka membantah
  7.  Kurang menghargai orangtua
  8.  Suka memaksakan kehendak
  9.  Kurang bertanggungjawab 
  10. Nilai Ujian jelek 
  11. Prestasi akademik secara umum tidak baik
  12.  Ketagihan main game/computerTidak suka belajar
  13.  Takut atau tidak suka pada mata pelajaran tertentu 
  14.  Dan lain - lain yg kurang kondusif/konstruktif bagi perkembangan dan kemajuan hidup anak.

Sebaliknya anak yang mempunyai Konsep Diri Positif akan selalu : 
  1. Optimis 
  2. Berani mencoba hal baru
  3.  Berani gagal 
  4. Berani sukses 
  5. Percaya diri
  6.  Antusias, merasa dirinya berharga
  7.  Berani menetapkan tujuan
  8.  Bersikap dan berpikir positif, dll.

Perkembangan Konsep Diri seorang anak bergantung pada : 

  1.  Penilaian dan kelekatan ortu/pendamping pada anak, baik dari sisi fisik maupun ide, tentang siapa anak kita. 
  2. Umpan balik yang diberikan ortu/pendamping terhadap sikap - sikap awal yang ditunjukkan anak, apakah positif mengarahkan atau serba melarang 
  3. Ortu sebagai Role Model

Upaya Positif yang bisa dilakukan Ortu: 

  1. Tunjukan sikap hangat, rasa sayang dan ikhlas dalam berhubungan dengan bayi/anak. 
  2.  Banyak berbicara, komunikasi positif dengan memberikan stimulasi sebanyak mungkin walaupun reaksi bayi/anak blm signifikan. 
  3. Mendongeng bersama anak sejak bayi, sebagai alat transfer nilai moral, komunikasi 2 arah dan kreativitas. 
  4. Pahami kecenderungan dan kebutuhan anak, seperti arti tangisan anak.
  5.  Hindari membandingan anak, dan hindari membicarakan keburukan anak di depan org lain.
  6.  Fokuskan perhatian pada sisi positif anak, beri motivasi agar anak mengenal kemampuannya. 
  7. Tunjukkan apresiasi terrhadap sisi positif anak. 
  8.  Berikan alasan jika memberikan batasan atau larangan terhadap anak. 
  9. Buat pilihan yang menghindarkan kata tidak dan terserah. 
  10. Hindari memberikan hukuman jika tidak diperlukan, dan hindarkan labeling negatif pada anak. 
  11. Jadikanlah rumah aman dan nyaman untuk anak. 
  12. Beri kesempatan utk anak bereksplorasi, meskipun salah. Karena dengan kesalahan anak belajar. 
  13. Biarkan anak bereksperimen, berimajinasi, menyatakan perasaannya.
  14.  Hargai anak, sekecil apapun yang dia lakukan. 
  15. Jujur pada kondisi yang dialami si anak.
  16.  Jadiah role model yang baik untuk anak.

Ciri - ciri anak Juara di Sekolah : 
  1. Memiliki manajemen waktu belajar yang baik. (Untuk SD rata - rata belajar 1 jam/hari dengan waktu yang teratur) 
  2. Mandiri dan asyik belajar 
  3. Menyerap pelajaran di sekolah dengan baik.
  4.  Melakukan latihan soal yg bervariasi 
  5. Di dukung oleh ortunya.

Naah.., sekarang kita sudah tau, mau dibawa kemana arah pendidikan anak kita?. So... KONSEP DIRI POSITIF paling penting untuk kesuksesan anak. Bahkan dengan KONSEP DIRI POSITIF, kemampuan akademik turut meningkat. Prestasi Akademik adalah PRIORITAS KEDUA Setelah KONSEP DIRI POSITIF.

Semoga Bermanfaat
Tazka Educate
Training – Education – Inspiration
Dobrak Mental Blockmu, Lejitkan Potensimu
Comments
0 Comments
Facebook Comments by comments
Diberdayakan oleh Blogger.