Beginilah Cara Mempraktekan LoA
Ia adalah Ahmad Syafrudin namun biasa dipanggil Asep. Ia adalah anak perantauan dari Tegal. Kebiasaan sehari-hari sewaktu masih di kampung setelah pulang sekolah ia selalu mampir ke warung sate ayahnya, sekedar membantunya agar dapat melayani para pembeli.
Ayahnya Sabari (56 tahun) yang berprofesi sebagai tukang sate pangkalan di daerah kampung Adiwerna Tegal selalu setia menjajakan satenya setiap sore hingga malam hari. Asep setiap pulang sekolah (SMK) selalu menyempatkan diri mampir untuk membantunya. Walaupun terkadang ayahnya melarangnya untuk segera pulang dan belajar di rumah. Namun keinginannya untuk membantu ayahnya tidak bisa dicegah.
Dalam hatinya selalu berujar, "kasihan bapak sudah tua begini harus rela begadang jualan sate". Namun tekadnya untuk membantu ayahnya semakin kuat, ia berharap kelak bisa membesarkan sate khas ayahnya 'Sate Balibul Pak Sabari'. Cita-citanya itu selalu terngiang dibenaknya.
Tahun 2001 setelah ia lulus sekolah, ayahnya berpesan agar kelak bisa meneruskan usaha satenya. Namun ia lebih memilih merantau di kota Bekasi. Berbekal ijazahnya ia diterima disalah satu perusahaan susu Ultra. Hampir lima tahun ia bekerja di perusahaan namun pesan ayahnya selalu terngiang-ngiang ditelinganya.
Tahun 2008 semenjak ia mengenal dan bertemu saya serta mengikuti pengajian saya. Ia sempat menceritakan tentang kegalauannya selama ini. Bahwa ia selalu terngiang-ngiang dengan pesan ayahnya, apalagi sejak ayahnya wafat tahun 2007.
Setelah mendapat pencerahan dari saya ia berniat Resign dari tempatnya bekerja. Secara tidak langsung saya mengajarkan tentang Law of Attraction (LoA). Selama diajarkan Asep hanya tau bahwa kalau kita punya impian kemudian niat, doa, ikhtiar dan action maka akan mempercepat impian itu.
Saat itu Asep bertanya "Mas Agung gimana caranya memulai?". Maka saya suruh dia kuatkan niatmu, Bismillah karena Allah.
"Sekarang kamu ikut saya."
"Kemana mas?", serunya dengan penasaran. "Udah ayoo, naik motor saya di belakang.." sahutku.
Akhirnya kami keliling daerah Bekasi Timur (perumnas 3, Bekasi Jaya, Margahayu, Duren Jaya). Setiap ada kios bertuliskan 'Kios ini dijual/disewakan hubungi***'. Saya menyuruhnya segera menghubungi kontak tersebut. Sebelumnya saya berikan ia bekal ditengah perjalanan.
"Nanti kalau ada kios disewakan atau dijual kamu hubungi aja nomornya, kamu tanya, kamu tawar dengan penuh keyakinan. Jangan pernah berfikir kamu nggak punya modal, gak punya uang. Biarkan Allah yang akan memberi modal sama kamu", pintaku sambil berboncengan.
Setelah menemukan kios yang dimaksud kamipun berhenti.
Dengan rasa percaya diri ia pun segera menelepon kios bertuliskan 'Kios ini disewakan/dijual, hubungi***.'
"Halo pak saya Asep, apakah benar kios di jalan Nusantara raya nomor *** disewakan atau jual?". Tanya Asep bergaya anak sultan
"Oh iya betul mas Asep, mau sewa atau beli kios saya?", jawab pemilik kios.
"Saya mau beli aja pak, berapa harganya?". Lanjutnya penuh yakin.
"Murah Mas cuman 250 juta", jawabnya lagi
Sambil melirik-melirik ke saya tanda kaget dengan harga kiosnya yang muaahal, ia pun menutupnya, "baik ya pak, besok saya hubungi lagi". Tutupnya
Hal demikian itu ia lakukan lebih dari tiga kali pada kios-kios lainnya. Selesai berkeliling mencari kios tanpa modal sepeserpun, setelah ia turun dari motor saya, Asep bertanya, "mas terus setelah ini saya ngapain?". Saya jawab, "kuatkan keyakinanmu kepada Allah, berdoa, terus berikhtiar, maka tunggu keajaibannya!"
Selang dua bulan, Asep memberi kabar ke saya, "mas kapan bisa mampir ke restoran sate Batibul saya?". Ungkapnya melalui telepon.
Sambil terheran dan tidak percaya, "Restoran?, Ah yang bener kamu punya restoran sate Batibul?". Jawabku penasaran.
"Bener mas, saya sudah punya restoran sendiri di daerah Tanah Abang, nanti saya ceritakan deh". Pungkasnya menyakinkan saya
Pertemuan saya di Restoran 'Sate Batibul Bang Inyong' dengan Asep yang penuh dengan suka cita, ia menceritakan suatu ketika ia diajak salah satu temannya untuk membantu catering acara sunatan seorang anak pejabat. Pejabat tersebut merasa puas dengan satenya yang enak dan lezat. Hingga akhirnya Asep ditawarkan kerjasama membuka restoran sate di Tanah Abang. Tempat dan seluruh peralatan satenya disiapkan oleh pejabat tersebut. Ia menawarkan sistem bagi hasil.
Hingga sekarang Asep dengan sate khas 'Sate Batibul Bang Inyong' sudah pindah di alamat jl.raya kali abang bungur rt.03 /18 Bekasi Utara. Persis arah PT. Mie Sedap. Telp. 0857 1507 9700, Klik Sate Bang Inyong [Agung-Tazka]
Keterangan :
Balibul : bawah lima bulan, sebutan sate kambing super berusia lima bulan
Inyong : bahasa Jawa ngapak yang artinya saya.
Batibul : bawah tiga bulan, sebutan sate yang terbuat dari kambing super berusia tiga bulan.