Header Ads

Berikut Ini 5 Tips Menjadi Guru Berhati Bintang (Guru Qalbu)

 

Jikalau bukan karena guru maka aku tidak akan mengenal Tuhanku (Allah Subhanahu Wata'ala). Ungkapan tersebut sangatlah pantas diberikan kepada para guru yang memiliki jasa besar kepada kita semua. Saat ini kita dapat mengenal Allah Subhanahu Wata'ala dengan beribadah yang benar kepadaNya. Selain mengenalkan Allah Subhanahu Wata'ala, guru juga berperan memberikan pengetahuan dan membentuk karakter kepada kita sebagai murid-muridnya. 

Perjuangan dan pengorbanannya yang begitu besar  telah merelakan seluruh hidupnya mengabdikan diri untuk murid-muridnya. Ialah guru yang menembus pekatnya malam dan dinginnya pagi. Ialah guru yang rela menerjang derasnya hujan dan gemuruh petir. Semua dilakukan hanya untuk murid-murid yang dicintainya.

Maka beruntunglah siapapun yang berprofesi sebagai guru karena ia adalah bagian dari orang-orang yang berilmu dan terjaga hatinya untuk terus mengingat Allah dengan berdzikir. Seandainya tidak ada guru maka hancurlah dunia ini, hancurlah suatu negeri, rusaklah generasi dan yang paling parah adalah jika tanpa adanya guru maka hancurlah semua moral manusia sehingga terlaknatlah dunia ini, sebagaimana hadits di bawah ini :

”Dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula apa-apa yang ada di dalamnya kecuali orang-orang yang berilmu, atau orang yang belajar, dan orang yang berzikir kepada Allah dan juga yang semisalnya.”.
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

Begitu mulianya sosok guru yang memegang teguh dan prinsip keilmuannya untuk memperbaiki generasi, maka layaklah guru mendapatkan pengagungan dari Allah sebagai orang yang dimuliakan karena keilmuannya. Namun sebaliknya, barangsiapa menjauhi ilmu, tidak mau menuntut ilmu atau tidak memuliakan guru yang menjaga ilmu maka layaklah Allah menghinaannya. Sebagaimana ungkapan Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari :

” Barang siapa yang mengaggungkan ilmu maka ia akan diagungkan Allah. Dan, barang siapa meremehkan ilmu, maka ia akan dihinakan Allah.”.(Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari)

Tiada amanah yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala kepada manusia melainkan di dalamnya terdapat hamparan kesuksesan yang besar. Sebaik-baik amanah adalah amanah Allah Subhanahu Wata'ala yang didalamnya mendapatkan keberkahan yang berlimpah. Maka bersyukurlah siapapun yang hari ini berprofesi sebagai guru, mengapa harus mensyukuri profesi ini?. Syukur adalah Maqom dan tingkatan tertinggi sebagai seorang hamba Allah Subhanahu Wata'ala. Perlu diketahui bahwa alasan mengapa perlu mensyukuri nikmat menjadi guru adalah ternyata amanah tersebut adalah amanah kekhalifahan dari Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana firmannya pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 30 :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٣٠ ٣

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Referensi: https://tafsirweb.com/290-quran-surat-al-baqarah-ayat-30.html

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah :30)

Kalimat penutup dari ayat di atas mengandung makna dan rahasia besar yang hendak Allah sampaikan dari maksud penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Jika dilihat pada kenyataanya dari jaman dahulu sampai sekarang  banyak manusia yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi. Namun diantara mereka  ada khalifah sebagai penjaga, pemelihara, pemimpin umat manusia yang berbuat kerusakan tersebut.

Lantas siapakah mereka para penjaga, pemelihara dan pemimpin umat itu?, Mereka adalah para Nabi, Rasul, Awliya, Ulama, shodikin, sholihin, para dai dan guru yang dimuliakan.

Inilah rahasia Allah Subhanahu Wata'ala dari penciptaan manusia sebagai khalifah bahwa ternyata profesi sebagai guru adalah profesi amanah kekhalifahan dari Allah Subhanahu Wata'ala.

Lantas setelah kita mengetahui hal itu akankah melewatkan begitu saja amanah tersebut, sehingga kita tidak mengoptimalkan profesi sebagai guru?. Merugilah orang-orang yang mendapatkan amanah tersebut namun telah menyia-nyiakannya.

Jadilah guru Qalbu yang dapat menginspirasi semua orang yaitu guru yang mengoptimalkan kekuatan hati dalam mendidik, memancarkan kepribadian sejati dengan bertindak yang benar, bertutur kata yang menyejukkan, menunjukan kecakapan profesi yang bersumber kepada yang maha memiliki ilmu yaitu Allah Subhanahu Wata'ala, dengan seperti itu akan lahirlah guru yang sabar dan ikhlas yang terbuka hatinya.

Berikut 5 tips agar menjadi guru Qalbu yang selalu terbuka hatinya:

  1.  Bersyukurlah dengan profesi anda : syukur adalah maqam tertinggi sebagai hamba Allah Subhanahu Wata'ala
  2. Jadikan mendidik sebagai jalan menuju Syurga : bukan hanya orang yang menuntut ilmu yang akan dimudahkan jalannya menuju Syurga, namun profesi guru sebagai sumber ilmu akan memudahkan jalannya ke Syurga. Bahkan keutamaan orang berilmu dengan ahli ibadah diibaratkan keutamaan antara bulan terhadap bintang-bintang
  3. Berbuat baiklah kepada murid-murid anda : Selagi masih ada kesempatan, jadikan profesi anda sebagai bentuk pengabdian yang besar dengan memberikan pelayanan pendidikan kepada murid-murid
  4. Tangkap dengan energi positif setiap lemparan bola ke arah anda : Selalulah berpikiran positif terhadap setiap stimulus yang ada, terhadap setiap kritikan, bahkan terhadap setiap hinaan dari orang lain.
  5. Jadikan setiap orang adalah guru kehidupan : jadikanlah setiap kejadian sebagai guru kehidupan. Sebagai guru perlunya menjadikan orang lain sebagai guru kehidupan. Kekurangan dan kelebihan murid jadikanlah sebagai guru kehidupan, sikap dan perilaku orang lain terhadap anda jadikanlah sebagai guru kehidupan. [Agung Tazka]
Comments
13 Comments
Facebook Comments by comments
Diberdayakan oleh Blogger.