Header Ads

Cara Mengetahui The Best Team Dalam Organisasi/Lembaga

 


Dalam sebuah organisasi atau lembaga  dibutuhkan sebuah team yang solid dan kompak. Hal tersebut dibutuhkan agar roda perjalanan suatu organisasi atau lembaga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bagaimana jadinya jika pada sebuah team mereka bekerja masing-masing tanpa memperdulikan kebutuhan anggota team yang lain, saling mengandalkan satu sama lain, yang terjadi adalah kelambanan dalam produktifitas dan kinerja.

Untuk dapat menciptakan team yang solid dan kompak dalam suatu organisasi atau lembaga perlu adanya strategi yang jitu. Namun sebelum mengetahui hal  tersebut, mari kita sama-sama mengenal beberapa tipe orang dalam sebuah team. Setidaknya ada 3 tipe orang dalam sebuah team, yaitu tipe pemain, tipe penonton dan tipe bukan pemain dan penonton.

1. Tipe pamain adalah orang yang memiliki produktifitas tinggi  bekerja dalam team, ia akan selalu optimal dalam bekerja, selalu siap sedia jika dibutuhkan anggota team yang lain dengan suka rela. Dengan kata lain tipe ini adalah orang yang memiliki responsifitas tinggi dalam bekerja. Biasanya orang seperti ini akan lebih cepat menguasai semua jenis pekerjaan.

2. Tipe penonton adalah orang yang lebih banyak menunda pekerjaan, melambatkan pekerjaan, ia lebih banyak melihat dan membandingkan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan orang lain, selain itu ia juga hanya membandingkan hasil pekerjaan orang yang satu dengan lainnya. Intinya orang seperti ini adalah tipe orang yang lebih banyak berbicara daripada bekerja. Biasanya orang seperti ini lama kelamaan akan jauh tertinggal oleh anggota team, karena dianggap menjadi beban anggota yang lain.

3. Tipe bukan pemain bukan penonton adalah   orang yang acuh atau cuek dengan tugas dan tanggung jawabnya, ia merasa bahwa tugas dan tanggung jawabnya hanyalah beban yang merepotkan. Sesekali ia mencoba untuk melakukan pekerjaannya namun ia lebih mengandalkan rekan kerjanya. Namun ketika rekan kerjanya tidak mau membantunya karena mengalami kerepotan dalam pekerjaan ia justru merasa tidak diperdulikan oleh rekan kerjanya, sehingga ia pun kecewa dengan mengabaikan tugas dan pekerjaannya, walaupun dikerjakan namun hanya setangah hati. Tipe orang ini justru akan menurunkan produktifitas kerja teamnya.

Melihat beberapa tipe orang dalam sebuah team di atas, maka seorang pemimpin  harus segera melakukan sesuatu agar   produktifitas tidak terus menurun. Ada 5 strategi jitu yang dapat mendongkrak produktifitas kerja yang dapat dilakukan oleh pemimpin kepada anggota teamnya, diantaranya adalah :

1. Bangun kesadaran untuk menaati pemimpin. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan memberi komando kepada anggota teamnya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Ketaatan anggota team dengan pemimpin akan memudahkan melakukan pekerjaan yang teratur dan sistematis sesuai dengan time scedule yang disepakati. Perhatikan terjemah Al-Qur'an surat Annisa ayat 59 berikut :

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya" (QS. Annisa :59) 

 

 "Sesiapa taat kepada pemimpin maka dia telah taat kepadaku dan sesiapa yang menderhakai pemimpin maka dia tderhaka kepadaku".(HR Bukhari no.2957)

Maka dari itu bangun dan sadarkan anggota team akan pentingnya menaati pemimpin. Selagi pemimpin berada dalam kebaikan maka anggota team harus menaatinya.

2. Bangun kesadaran untuk memahami perbedaan. Sudah menjadi hal yang lumrah jika dalam suatu team atau rekan kerja pasti ada perbedaan. Anggota team terdiri dari banyak latar belakang yang berbeda mulai dari suku, daerah, dan keluarga. Hal tersebut yang menjadikan adanya perbedaan sesama rekan kerja. Ajaklah mereka untuk berlatih memahami perbedaan tersebut karena hakekatnya perbedaan adalah anugerah. Justru perbedaan yang ada akan saling melengkapi segala kekurangan yang ada. 

3. Bangun kesadaran mencapai target bersama. Sebelum menjalankan agenda kerja, seorang pemimpin perlu mensosialisasikan tergetan-targetan program yang akan dijalankan sesuai dengan waktu tertentu. Pemimpin team harus membuat kesepakatan bersama dengan anggotanya akan pentingnya kerjasama, kerja keras dan kerja tuntas sesuai dengan targetan yang ditentukan.

4. Bangun kesadaran bekerja karena Allah dan Rasul-Nya. Sebesar dan seberat apapun tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan akan terasa ringan dan mudah jika dijalankan niat ikhlas karena Allah Subhanahu Wata'ala dan Rasul-Nya. Jika semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan dilakukan karena ingin mendapat pujian pemimpin dan orang lain maka yang terjadi adalah kerja pamrih. Semangat dan produktifitasnya ketika  dilihat oleh pemimpin atau rekan kerjanya. Perhatikan arti dari Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 105 berikut :

"Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Taubah :105)

Tugas dan pekerjaan yang dikerjakan didasari niat dan ikhlas karena Allah Subhanahu Wata'ala maka semua akan menjadi ringan dan mudah, lelah dan letihnya pun menjadi nikmat karena hanya berharap pahala kebaikan dari Allah Subhanahu Wata'ala

5. Bangun kesadaran akan manfaat hasil pekerjaan. Hal ini perlu disampaikan apa manfaat dan hasil dari pekerjaan kita, baik hari ini, besok maupun yang akan datang. Misalkan jika tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sebagai seorang guru, maka pemimpin dapat menyampaikan manfaat dari profesi tersebut akan mendapatkan limpahan keberkahan dan pahala dari Allah Subhanahu Wata'ala. Selain itu perlu disampaian bahwa kita sedang mencetak dan mewujudkan generasi yang hebat penerus bangsa untuk masa yang akan datang. Jika kelak mereka menjadi pemimpin yang soleh, adil dan beriman maka tentunya kita sebagai guru akan mendapatkan pahala kebaikannya. [Agung Tazka]

3 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.