Launching BPI, SIT Nurul Ikhlas Harapan Jaya Adakan Pembinaan Bersama Agung Tazka
Bina Pribadi Islam (BPI) adalah program wajib yang harus dijalankan oleh sekolah Islam Terpadu yang tergabung dengan JSIT Indonesia.
Sekolah Islam Terpadu TKIT-SDIT Nurul Ikhlas Harapan Jaya telah bergabung dengan JSIT kota Bekasi mengadakan launching BPI kepada dewan guru pada Senin (29/03/2021) bersama Founder LPT Tazka Agung Nursidik.
Mengawali kegiatan pembinaan tersebut Agung mengatakan bahwa BPI adalah program wajib dari JSIT Indonesia, targetnya adalah pembinaan aqidah, karakter dan fikroh untuk guru dan siswa, bahkan kalau perlu sampai kepada orang tua. Suksesnya program BPI tergantung pada komitmen dan kemauan sekolah dan guru. Jika BPI bisa berjalan dengan optimal maka akan dapat mendukung dan meningkatkan etos kerja guru.
Materi pada pertemuan perdana bertema 'Guru Mulia Sebagai Pengemban Amanah', materi tersebut sengaja diberikan oleh Agung untuk menggugah semangat dan motivasi kepada seluruh guru.
Agung membuka dengan ungkapan, "Jikalau bukan karena guru maka aku tidak akan mengenal Tuhanku (Allah Subhanahu Wata'ala).
"Ungkapan tersebut sangatlah pantas diberikan kepada para guru yang memiliki jasa besar kepada kita semua" renungnya
Berbicara tentang jasa dan kemuliaan guru maka tidak akan cukup kata-kata yang menggambarkan sosok guru, seolah-olah tidak akan cukup tinta dan kertas menuliskannya.
Maka beruntunglah siapapun yang berprofesi sebagai guru karena ia adalah bagian dari orang-orang yang berilmu dan terjaga hatinya untuk terus mengingat Allah dengan berdzikir. Seandainya tidak ada guru maka hancurlah dunia ini, hancurlah suatu negeri, rusaklah generasi dan yang paling parah adalah jika tanpa adanya guru maka hancurlah semua moral manusia sehingga terlaknatlah dunia ini, sebagaimana hadits di bawah ini :
”Dunia itu terlaknat, dan terlaknat pula apa-apa yang ada di dalamnya kecuali orang-orang yang berilmu, atau orang yang belajar, dan orang yang berzikir kepada Allah dan juga yang semisalnya.”.
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
"Saat ini Bapak dan Ibu semua, mendapatkan amanah sebagai seorang guru, ternyata amanah tersebut datang dan diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala. Sesungguhnya amanah ini hanya diberikan kepada orang-orang kuat dan sanggup memikulnya, andalah orang-orang yang kuat itu, maka syukurilah amanahnya" Pungkas Agung saat penyampaian materi
Mengapa amanah tersebut perlu disyukuri, karena amanah tersebut adalah bagian dari amanah kekhalifahan yaitu menjaga generasi, memihara aqidah dan mencetak generasi pemimpin
Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana firmannya pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 30 :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٣٠﴾ ٣
Referensi: https://tafsirweb.com/290-quran-surat-al-baqarah-ayat-30.html
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah :30)
Kalimat penutup dari ayat di atas mengandung makna dan rahasia besar yang hendak Allah sampaikan dari maksud penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Jika dilihat pada kenyataanya dari jaman dahulu sampai sekarang banyak manusia yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi. Namun diantara mereka ada khalifah sebagai penjaga, pemelihara, pemimpin umat manusia yang berbuat kerusakan tersebut.
Lantas siapakah mereka para penjaga, pemelihara dan pemimpin umat itu?, Mereka adalah para Nabi, Rasul, Awliya, Ulama, shodikin, sholihin, para dai dan guru yang dimuliakan.
"Inilah rahasia Allah Subhanahu Wata'ala dari penciptaan manusia sebagai khalifah bahwa ternyata profesi sebagai guru adalah profesi amanah kekhalifahan dari Allah Subhanahu Wata'ala". Tutupnya mengakhiri kegiatan pembinaan.
Lantas setelah kita mengetahui hal itu akankah melewatkan begitu saja amanah tersebut, sehingga kita tidak mengoptimalkan profesi sebagai guru?. Merugilah orang-orang yang mendapatkan amanah tersebut namun telah menyia-nyiakannya.