Apa itu BASELINE?
Pembicara Coach Freddy Setya BS
Master Trainer
Excellent Public Speaking
Pembelajaran kali ini akan banyak berdiskusi dari
pengalaman member Afiliasi Group BTrans.
Nah, kali ini izinkan saya berbagai pengalaman dan
pengetahuan yang mungkin banyak diluar sana atau juga didalam group ini pernah
mengalami kasus dibohongi oleh seseorang baik itu orang terdekat kita,
pasangan, orang tua, anak kita, sahabat, teman dan rekan bisnis kita.
Sebelum kita membahas materi kita tentang cara mengetahui
kebohongan, perhatikan beberapa pertanyaan di bawah ini :
1) pernahkah dalam benak anda, mengapa seseorang malakukan
kebohongan?
2) Bagaimana anda tahu bahwa seseorang tersebut berbohong?
Dari pertanyaan nomor satu di
atas ada beberapa pendapat dari group afiliasi BTrans mengapa seseorang
melakukan kebohongan ada yang mengatakan karena kepepet tapi takut resiko
ketahuan. Ada juga yang mengatakan orang melakukan kebohongan karena terancam
dan fakta tidak mendukung kita, saat itu juga orang akan berbohong untuk
menyelamatkan diri.
Kemudian dari pertanyaan kedua di
atas, bagaimana cara kita mengetahui bahwa seseorang berbohong, pendapatnya pun
beraneka ragam seperti : “ Terlihat dari ekspresi, intonasi dan gesture
tubuh. ” “ Pengalaman pribadi
sih... kalo seseorang itu melakukan kebohongan biasanya karena ingin terlihat
perfect dihadapan orang lain terutama
boss.” atau rekanan, ada juga yang menjawab “ Ketahuannya sih... ga
sesuai fakta “ Ada juga yang berpendapat bahwa ciri orang berbohong itu
terlihat dari Ketidaksesuaian antara fakta dgn ucapan mungkin.
Banyak yang orang yang melakukan Kebohongan terhadap diri
kita bahkan kita pun juga melakukannya terhadap orang lain.
Nah, saya akan membahas bagaimana
Deteksi kebohongan mampu mengubah prilaku yang kurang "baik" menjadi
lebih berdaya untuk kebaikan dan berbermanfaat untuk kita dan orang tersebut.
Dengan pengetahuan NLP, kenapa
NLP?? Banyak yang bertanya apa itu? NLP adalah serangkaian tools yang biasa
saya gunakan untuk proses pemberdayaan diri baik untuk apapun bidang anda.
Nah, dalam NLP pasti tidak asing dengan Lead System pada
Cara kerja Pikiran kita yang berhubungan dengan EYE ACCESSING CUES. EAC yakni
pengerakan bola mata seseorang ketika memproses suatu informasi dalam memori
otaknya. Saya akan jelaskan sedikit dari sudut pengamat.
Dimana kanan (right) pada gambar
adalah kiri pada pengamat begitu sebaliknya. VC (Visual Constructing) adalah
proses membangun gambaran atau berimajinasi.Pasti ketika kita sedang membayangkan
sesuatu yang belum pernah kita alami pasti kecenderungan bola mata ke kanan
atas. AC (Auditory Cons) adalah membangun suara yang akan dibentuk atau
diinginkan. KC (Kinesthetic Check) adalah mengenali bagaimana rasa dan
pengalaman bila kita mampu mengalami hal yang diinginkan.
Kebalikannya, VR adalah Visual Remembered yakni
mengingat-ingat sesuatu yang TELAH terjadi atau dialami. AR adalah mengingat
ulang suara yang pernah didengar saat kejadian tersebut. AD (Auditory Digital)
atau Internal Dialogue adalah self talk. Nah, ternyata mendeteksi Kebohongan
tidak cukup hanya dari EAC, kok bisa?
Benar, karena menurut penelitian di Europe telah melakukan
pengamatan dan analisa seseorang akan cenderung melakukan Kebohongan beberapa
tahun terakhir artinya mereka akan melakukan Kebohongan lebih dan lebih.
Tahu sebabnya adalah secara fitrah manusia ada dua kondisi
yang akan dialami yakni " Menghindari Kesengsaraan dan Mencari
kenikmatan"
Iyess, hanya dua kondisi tersebut. Maka, bagaimana
mendeteksi Kebohongan agar tidak menjadi kebohongan yang merugikan? Mendeteksi
Kebohongan tidak cukup hanya dengan EAC namun harus didukung dengan beberapa
tools lain yakni mengetahui BASELINE.
Apa itu BASELINE?
Baseline adalah "pola
perilaku dasar" seseorang sebelumnya yang harus kita ketahui dengan cara
melakukan pengamatan atau mengenal lebih dekat dengan seseorang tersebut.
Mengapa demikian karena setiap orang pasti memiliki baseline berbeda beda ada
yang gerak bola matanya ke kanan atas namun ternyata itu sulit kita deteksi
secara cepat nah, yang paling mudah dengan cara mengetahui BASELINE seseorang
tersebut.
Setelah kita tahu BASELINE
seseorang tersebut kita tidak serta merta memberikan penilaian kepada seseorang
yang belum tentu dia bohong namun bisa jadi dia berbohong pula. Namun, ketika
kita memberikan langsung penilaian terhadap seseorang tersebut akan memberikan
kondisi yang tidak nyaman dan membuat gelisah... Dan seharusnya kita mendapatkan informasi
penting namun karena kita terlalu memaksakan akhirnya kita out of rapport.
Seorang coach bila memaksa client untuk membuka apa yang seharusnya diketahui
namun dengan cara yang kaku artinya belum bisa FLEXIBLE sebagai pillar NLP yang
harus kita terapkan terlebih dahulu. Sehingga menghindari Kebohongan
selanjutnya dan mampu membuat orang tersebut akan selalu jujur kepada siapa
saja apapun kondisinya.
Ingat, Manusia diciptakan mencari kenikmatan menghindari
kesengsaraan.
Kita harus mengumpulkan BASELINE DATA, berdasarkan
pengamatan awal yang dikumpulkan sebagai perbandingan "GAP" seberspa jauh perbedaan perilaku seseorang
tersebut ketika diberikan dan dihadapkan dengan berbagai kondisi.
Nah, diawal sudah kita sepakati bahwa mengetahui Kebohongan
seseorang TIDAK cukup dengan satu tools saja namun bisa mengkombinasikan tools
yang lain. Namun, yang menjadi acuan dasar kita harus mengetahui BASELINE
seseorang terlebih dahulu. Sehingga kita bisa mendapatkan gambaran awal sebagai
data. Selanjutnya bisa kita gunakan EAC, Macro dan micro expression,
PARALINGUISTICS, dll
Sebagaimana dalam kutipan seseorang yang tidak asing mungkin bagi kita.
"Tidak satupun Kebohongan yang dapat kita tutupi meskipun mulut
kita tertutup rapat" - Sigman Feud
Artinya apa?
Dalam Konteks diatas, diperkuat dengan ujar dari seorang
psikolog sosial Prof. ALBERT MEHRABIAN mengatakan bahwa 55% makna didapat dari
bahasa tubuh atau visual (expresi, sikap, gerakan)
38% berasal dari elemen non-verbal (nada, tempo, kecepatan
suara dll), 7 % isi dari pembicaraan kata-kata.
Saat ini kita membahas deteksi Kebohongan ditingkat BASIC,
yang menjadi titik tekan adalah bagaimana kita mampu menjadi TRANSFORMER atau
memberikan treatment yang BERDAYA bukan MEMPERDAYA seperti yang selalu
dipesankan secara pribadi oleh Guru saya Coach Dudi Mardiyansyah. Bunda Mutya
Dewi Pramardita dan Coach Helmi F Wandara.
Bagaimana dengan mengetahui Kebohongan seseorang dan
treatment kita berikan mampu berdaya untuk seseorang tersebut bukan malah
memperdaya dan bahkan menyulitkan kita.
Manusia selalu mencari kenikmatan dan menghindari
kesengsaraan,
Perlu diingat bahwa apakah
seorang anak dia berbohong kepada orang tuanya serta merta orang tua akan
langsung menghukum keras? Bahkan memarahinya? Dan ketika orang tua memarahinya
dengan berlebih bisa jadi Kebohongan itu akan selalu diulang.
Atau karyawan dan bawahan kita
melakukan Kebohongan dan kita serta merta marah dan memecat tanpa memberikan
kesempatan untuk mereka berkata jujur dan diberikan rasa aman sehingga mereka
merasa dihargai dan akhirnya TIDAK PERNAH mengulangi hal yang sama. Sehingga
INFORMASI penting tidak kita dapatkan dan hanya Luapan emosi semata dan
penyesalan tanpa penyelesaian.
INGAT PRESUPPOSITIONS NLP
Setiap orang memiliki niat baik
namun bisa saja caranya yang salah dalam menyampaikan. Maka, Bagaimana
respon kitalah yang menentukan untuk penyelesaian apapun stimulus yang kita
terima.
Bisa, jadi seseorang yang
berbohong ketika kita berikan kesempatan untuk berkata jujur akan memberikan
ruang kedekatan dan informasi terpenting yang kita tidak dapatkan bila kita
terlalu cepat memberikan hukuman. Namun akhirnya sama juga kena hukuman
hahahaha namun impactnya berbeda.
Kesimpulan malam hari ini,
Kebohongan bukan sebuah alasan pembenaran, namun kebenaran
selalu disampaikan dengan kejujuran meskipun itu menyakitkan hasilnya. Maka
hargai setiap ucapan dan pendapat seseorang maka informasi terpenting pasti
kita dapatkan. SEKIAN!!!
Semoga Bermanfaat
Agung LPT TAZKA