Cara Membangun Hubungan Komunikasi Dengan Strategi Kongruensi
Ilustrasi : https://bit.ly/32EPZhP |
Pada artikel sebelumnya saya pernah membahas tentang strategi membangun komunikasi dalam NLP. Bagaimana agar pembicaraan lebih membuat yakin lawan bicara, sehingga terjadi komunikasi yang lebih dekat dan bersahabat jawabannya adalah harus kongruensi.
Kongruensi artinya adalah sama atau sebangun, yaitu sama antara fisiologi, mutu suara dan kata-kata. Kongruensi fisiolgi artinya adalah menyamakan tinggi rendah posisi badan, kongruensi suara dan kata-kata artinya adalah bagaimana menyamakan frekuensi dan tinggi rendahnya suara/nada dan kata-kata dengan lawan bicaranya.
Beberapa contoh bentuk kongruensi saat berkomunikasi dengan lawan bicara agar mudah untuk mempengaruhinya diantaranya adalah :
1. Berbicara atau berkomunikasi dengan anak kecil maka sebaiknya kita jongkok,duduk atau mengendongnya sehingga terjadi kongruensi secara fisiologi kemudian gunakan bahasa anak
2. Berbicara dengan anak yang sedang bermain bola maka ikutlah bermain bola, maka akan terjadi kongruensi secara fisiologi, kemudian samakan gaya bicaranya.
3. Berbicara kepada istri yang sedang memasak, maka alangkah baiknya sambil membantu beberapa pekerjaannya di dapur, maka sampaikan tujuan yang akan disampaikan
4. Berbicara kepada mertua yang sedang duduk sambil minum teh dan membaca koran, maka sebaiknya ikutlah minum bersamanya, bukalah pembicaraan yang hangat lalu sampaikan tujuan maksud dan tujuannya.
5. Berbicara dengan klien yang akan membahas masalah bisnis, maka buatlah janji disuatu tempat yang nyaman, persiapkan kongruensinya, mulai dari mengamati posisi duduknya, amati gaya bicaranya, amati gestur tubuhnya, amati nada dan mutu kata-katanya maka jadikanlah itu sebagai senjata untuk melakukan jurus kongruensi.
Ada sebuah kasus yang pernah terjadi dengan anak saya beberapa tahun yang lalu. Saat itu anak saya Ica tidak mau ikut program renang di sekolah TKnya. Berbagai cara bujuk rayu yang dilakukan oleh gurunya sudah dicoba. Setelah saya mendengar hal tersebut maka saya pun menggendongnya dengan bercerita tentang film favoritnya yaitu Delisa.
Saat saya menggendongnya saya katakan, "kakak masih ingat film tentang Delisa?". Akhirnya ia pun bercerita secara runtut tentang kisahnya mengapa bisa tenggelam, dan akhirnya selamat. Maka diakhir ceritanya saya pun menambahkan, "nah kalau begitu mengapa Delisa bisa selamat, karena ia bisa renang, maka dari itu kak Ica harus ikut renang di TK, agar bisa belajar renang."
Dengan cara tersebut di atas tanpa mengalami kesulitan, maka kak Ica akhirnya mau mengikuti program renang di sekolah TKnya.
Jika artikel ini bermanfaat, silakan bisa dishare sebagai bentuk menebarkan informasi kebaikan, jangan lupa berikan pertanyaan atau komentar. [AgungTazka]