Hidup Yang Tak Dinikmati
Ilustrai gambar situs ulasan.co |
Hingar bingar kehidupan saat ini begitu banyak orang yang tidak bisa menikmati hidupnya. Jika kita perhatikan mengapa orang-orang saat ini banyak yang merasakan hidupnya begitu hampa, tidak berarti dan tidak memiliki makna. Harta, jabatan, kesehatan, usia muda maupun tua, hampir banyak yang tidak bisa menikmati hidupnya.
Yang lebih mengherankan lagi orang-orang yang tidak bisa menikmati hidupnya adalah mereka yang memiliki begitu banyak fasilitas dalam hidupnya, hartanya berlimpah, jabatannya tinggi, badannya sehat, usianya masih muda. Bisa jadi kita adalah temasuk orang-orang yang tidak bisa menikmati hidup walaupun hanya sedetik, kok bisa, nanti bisa kita buktikan.
Sekarang mari kita lihat contoh realitas yang ada :
Kisah petama : Ada seseorang yang bangunnya kesiangan, akibatnya ia akan terburu-buru dalam segala hal, mandi terburu-buru, sholatnya terburu-buru, sarapannya terburu-buru, berangkat kerja buru-buru, di jalanan pikiran tidak tenang karena takut terlambat. Sampai di tempat kerja sudah kelelahan, pikian tidak fokus, kerjapun tidak tuntas. Kalau sudah begitu apakah bisa menikmati hidupnya?
Kisah kedua : Ada beberapa relasi bisnis yang sedang makan siang bersama disebuah restoran. Saking asyiknya mengobrol mereka pun tidak menyadari bahwa makanan di meja makan telah ludes karena dimakan sambil mengobrol, bersandau gurau, berselfie dan lain-lain. Kira-kira dimanakah letak kesalahannya?, mereka hanya fokus pada obrolan dan sendau gurau, dan beselfie, sehingga lupa untuk bedoa dan menikmati makanan serta menyadarinya bahwa itu adalah sebagian rezeki dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Kisah ketiga : Sekelompok orang yang sedang rapat penting, namun ada beberapa diantaranya yang sibuk sendiri dengan gadgetnya tanpa memperhatikan materi rapat yang disampaikan, mereka asyik sambil senyum-senyum sendiri, maka ketika atasan memanggilnya berkali-kali ia kaget dan gelagapan.
Perhatikan ayat-ayat berikut :
اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Lukman : 12)
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim : 7 )
Berdasarkan ayat di atas, ternyata salah satu cara menikmati hidup adalah dengan cara bersyukur kepada Allah, karena hakekat syukur adalah berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Syukur adalah maqam tertinggi sebagai bentuk mengingat kepada Sang pemberi nikmat tesebut.
Marilah sejenak kita latihan untuk menikmati hidup dengan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala :
Contoh pertama : Ketika anda hendak memakan pisang atau apapun buah kesukaan anda. Mulailah menikmatinya dengan berdoa kepada-Nya. Mulailah berkonsentrasi dengan buah tersebut, bukalah pelan-pelan dan katakanlah “ya Allah terima kasih atas nikmat buah ini…(sebutkan buah yang akan kita makan). Kemudian makanlah pelan-pelan serta rasakan manisnya setiap gigitan buah tersebut, lezatnya, enaknya. Kembali ungkapan syukur tersebut dan ulangilah berkali-kali maka anda pun akan merasakan nikmatnya hidup ini. Hal ini juga bisa dilakukan kepada makanan atau minuman lainnya.
Contoh kedua : Ketika anda bangun diawal waktu, maka mulailah dengan senyuman, tarik nafas dalam-dalam sambil mengangkat kedua tangan ke atas kemudian ucapkan doa ketika bangun tidur. Ingatlah doa ketika bangun tidur juga diawali dengan “hamdalah” yaitu memuji Allah Subhanahu Wata’ala. Ingatlah saat anda terbangun hakekatnya Allah memberi kesempatan untuk mengisi hari-hari dengan kebaikan. Setelah itu segeralah mengambil air wudhu, nikmati setiap basuhan air saat berwudhu, rasakan aliran air yang sejuk sebagai tanda nikmat Allah yang besar. Kemudian sholatlah dengan khuyuk dan tuma’ninah. Setelah itu lanjutkan dengan aktifitas lainnya dengan penuh makna, niatkan setiap aktifitas pada pagi hingga sore hari dalam rangka ibadah kepada Allah, serta memperkuat diri dengan iman, Islam dan pikiran positif.
Dengan seperti itu maka kita telah belajar menikmati hidup sebagai amanah dari Allah Subahanahu Wata’ala.